,

Allahuakhbar! Inilah Sebab Rasulullah Sangat Takut Ketika Berlaku Peristiwa Gerhana

Ramai yang teruja untuk melihat peristiwa ini. Tetapi tahukah anda, Rasulullah SAW sangat takut ketika berlaku peristiwa gerhana, lalu bergegas ke masjid berdiri menunai solat dengan sangat lama?

Takutlah dengan fenomena alam ini (gerhana) baik Gerhana bulan dan matahari. Sikap yang tepat ketika fenomena gerhana ini adalah takut, khawatir akan terjadi hari kiamat. Bukan kebiasaan orang seperti kebiasaan orang sekarang ini yang hanya ingin menyaksikan peristiwa gerhana dengan membuat album kenangan fenomena tersebut, tanpa mahu mengendahkan tuntutan dan ajakan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika itu. Siapa tahu peristiwa ini adalah tanda datangnya bencana atau adzab, atau tanda semakin dekatnya hari kiamat. Lihatlah yang dilakukan oleh Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam:

عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِى صَلاَةٍ قَطُّ ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ

Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut kerana khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan solat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan solat sedemikian rupa.”

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,”Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi kerana kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebahagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berzikir, berdo’a dan memohon ampun kepada Allah.”

An Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai maksud kenapa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam takut, khawatir terjadi hari kiamat. Beliau rahimahullah menjelaskan dengan beberapa alasan, di antaranya:

Gerhana tersebut merupakan tanda yang muncul sebelum tanda-tanda kiamat seperti terbitnya matahari dari barat atau keluarnya Dajjal. Atau mungkin gerhana tersebut merupakan sebahagian tanda kiamat.

Hendaknya seorang mukmin merasa takut kepada Allah, khawatir akan tertimpa adzab-Nya. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam saja sangat takut ketika itu, padahal kita semua tahu bersama bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam adalah hamba yang paling dicintai Allah.

Lalu mengapa kita hanya melalui peristiwa seperti ini dengan perasaan biasa saja, mungkin hanya diisi dengan perkara yang tidak bermanfaat dan sia-sia, bahkan mungkin diisi dengan berbuat maksiat. Na’udzu billahi min dzalik.

Gerhana matahari berlaku apabila kedudukan bulan terletak di antara bumi dan matahari oleh itu menutup cahaya matahari samada separa atau sepenuhnya. Setiap kali berlakunya gerhana kita di sarankan untuk mengerjakan solat gerhana. Taukah anda apakah tuntunan solat gerhana dalam islam? kenapa solat gerhana ini mesti dilakukan?

Allah berfirman,

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (٥)

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui” (Yunus:5)

Dan Dia juga berfirman ,

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (٣٧)

“Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) bersujud kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah” (Fushilat:37)

Solat gerhana adalah sunnah muakadah menurut kesepakatan para ulama, dan dalilnya adalah As Sunnah yang tsabit dari Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam.

Gerhana adalah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah untuk menakut-nakutkan para hamba-Nya. Allah berfirman ,

 وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا (٥٩)

“Dan kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti” (Al Israa:59)

Ketika terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau keluar dengan bergegas, menarik bajunya, lalu solat dengan manusia, dan memberitakan kepada mereka: bahawa gerhana adalah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dengan gerhana tersebut Allah menakut-nakutkan para hamba-Nya; boleh jadi merupakan sebab turunnya azab untuk manusia, dan memerintahkan untuk mengerjakan amalan yang boleh menghilangkannya. Beliau memerintahkan untuk mengerjakan solat, berdoa, istighfar, bersedekah, memerdekakan hamba, dan amalan-amalan soleh lainnya ketika terjadi gerhana; hingga hilang musibah yang menimpa manusia.

Dalam gerhana terdapat peringatan bagi manusia dan ancaman bagi mereka agar kembali kepada Allah dan selalu merasa diawasi oleh-Nya.

Mereka di zaman jahiliyyah meyakini bahawa gerhana terjadi ketika lahirnya atau matinya seorang pembesar. Maka Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam membantah keyakinan tersebut dan menjelaskan tentang hikmah ilahiyyah pada terjadinya gerhana.

Al Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari hadits Abu Mas’ud Al Anshari berkata ,

“Terjadi gerhana matahari pada hari meninggalnya Ibrahim Bin Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasallam maka manusia mengatakan, “Terjadi gerhana matahari karena kematian Ibrahim”. Maka Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak terkena gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang, jika kalian melihat yang demikian itu, maka bersegeralah untuk ingat kepada Allah dang mengerjakan Sholat” “.[1]

Dalam hadits lain dalam Ash Shahihain, ,

“Maka berdoalah kepada Allah dan kerjakanlah Sholat hingga matahari terang”.[2]

Dari Shahih Al Bukhari dari Abu Musa, (artinya)

“Tanda-tanda yang Allah kirimkan ini bukanlah kerana kematian atau kehidupan seseorang, tetapi Allah sedang manakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengannya, maka jika kalian melihat sesuatu yang demikian itu, bersegeralah untuk mengingat Allah, berdo’a dan meminta ampun kepada-Nya”.[3]

Allah Subhanahu Wata’ala memperlakukan pada dua tanda kekuasaan-Nya yang besar ini (matahari dan bulan) kusuf dan khusuf (gerhana); agar para hamba mengambil pelajaran dan tahu bahwa keduanya adalah makhluk yang terkena kekurangan dan perubahan sebagaimana makhluk-makhluk lainnya; untuk menunjukkan kepada hamba-Nya dengan peritiwa itu atas kekuasaan-Nya yang sempurna dan hanya Dialah yang berhak untuk disembah sebagaimana firman Allah ,

 وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (٣٧)

“Dan sebahagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ilalah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) bersujud kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah” (Fushilat:37)

Waktu solat gerhana: dari mulai terjadinya gerhana sampai hilang berdasar sabda beliau Sholallahu ‘Alaihi Wasallam , “Apabila kalian melihat (artinya: sesuatu dari peristiwa tersebut), maka shalatlah”. (Mutafaqqun ‘Alaih) [4]

Dan dalam hadits lainnya , “Dan jika kalian melihat yang demikian itu maka sholatlah hingga matahari kelihatan”. (Diriwayatkan oleh Muslim) [5]

Solat gerhana tidak diqadha setelah hilangnya gerhana tersebut, kerana telah hilang waktunya. Jika gerhana telah hilang sebelum mereka mengetahuinya, maka mereka tidak perlu melakukan solat gerhana.

Berikut adalah video penjelasan mengapa Rasulullah SAW takut ketika terjadinya peristiwa gerhana

Cara solat sunat gerhana bulan

‘Khusuf‘ (الخُسُوفِ) dari segi bahasa bermaksud terlindungnya cahaya bulan, samada terlindungnya itu hanya sebahagian atau keseluruhannya. Hukum melakukan ‘Solat Gerhana Bulan’ atau dikenali juga dengan nama ‘Solat Sunat Khusuf’ adalah ‘sunat muakkad’ bagi muslimin dan muslimat. Ia boleh ditunaikan sama ada secara berjamaah atau bersendirian dan waktunya bermula ketika sedang berlakunya bulan gerhana sehingga selesai gerhana tersebut. Sekiranya gerhana berlaku ketika atau selepas terbenam matahari, maka tidak adalah solat gerhana.

.

Galakan mengerjakan ibadah solat sunat gerhana ini  berdasarkan satu hadis diriwayatkan Imam Muslim; Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan itu kedua-duanya adalah sebahagian dari tanda-tanda kebesaran Allah. Tidaklah terjadi gerhana kerana matinya seseorang dan tidak pula kerana lahirnya. Apabila kamu telah menyaksikannya maka berdoalah kepada Allah dan solatlah kamu hingga cuaca telah terang kembali.”

.

A combination of photographs shows the gradual lunar eclipse ending with a total eclipse, marking the beginning of the third week of the Islamic month of Rajab, as seen over the skies of Dubai June 15, 2011. REUTERS/Jumana El Heloueh (UNITED ARAB EMIRATES – Tags: ENVIRONMENT SOCIETY)

.
A.  Solat Gerhana Bulan (Khusuf)

1. Bacaan ketika solat gerhana bulan adalah secara kuat (jahar) seperti dalam solat Maghrib, tidak sebagaimana solat gerhana matahari yang dibaca secara perlahan.

.

2.  Lafaz niat Solat Sunat Gerhana Bulan:

Daku Solat Sunat Khusuf dua raka’at, kerana Allah Ta’ala.

.

3.  Dilaksanakan dengan dua raka’at. Di dalamnya dilaksanakan sama ada dengan dua (2) kali ruku’, tiga (3) kali ruku’ atau empat (4) kali ruku bagi setiap raka’at.

.

4.  Memperbanyakkan istighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT;

.

.

5.  Antara doa yang biasa dibaca terutama semasa khutbah atau selepas solat sunat gerhana ialah :

.

.

.

B.  Cara Solat Sunat Khusuf
Solat Sunat Khusuf (Solat Gerhana Bulan) tidak perlu iqamah tapi cukup sekadar ucapan ( الصِّلاَةُ جَامِعَةً ) dan dilakukan dengan 2 rakaat sebagaimana solat sunat biasa. Manakala dalam solat ini bacaan Al Fatihah dan surahnya boleh dijaharkan (dinyaringkan). Secara ringkasnya solat sunat tersebut adalah seperti berikut:

.
1.  Cara Pertama
Solat Sunat Khusuf  2 rakaat dengan 2 kali fatihah, 2 kali rukuk dan 2 kali sujud.

.

a.   Rakaat Pertama

1.       Takbiratul Ihram.

2.       Membaca doa iftitah.

3.       Membaca Ta`awudz.

4.       Membaca surah Al-Fatihah.

5.       Membaca mana-mana surah, yang lebih afdhal ialah surah al-Baqarah.

6.       Rukuk dan membaca tasbih, anggaran bacaan 100 ayat.

7.       Iktidal serta membaca surah Al-Fatihah dan surah Ali-Imran atau  mana-mana surah.

8.       Rukuk sekali lagi dengan membaca tasbih, anggaran bacaan 90 ayat.

9.       Iktidal.

10.     Sujud dan membaca tasbih.

11.     Duduk antara 2 sujud.

12.     Sujud kembali.

13.     Berdiri ke rakaat kedua.

.

b.   Rakaat kedua.

1.       Membaca surah Al-Fatihah.

2.       Membaca surah Al-Nisa’ atau mana-mana surah.

3.       Rukuk dan membaca tasbih kira-kira membaca 70 ayat.

4.       Iktidal serta membaca surah Al-Fatihah dan surah Al-Maidah atau mana-mana surah.

5.       Rukuk dangan membaca tasbih, anggaran bacaan 50 ayat.

6.       Iktidal.

7.       Sujud dan membaca tasbih.

8.       Duduk antara 2 sujud.

9.       Sujud kembali.

10.     Membaca tasyahud akhir.

11.     Memberi salam.

.

.

Abdullah bin Amr bin Ash r.a. berkata; “Ketika terjadi gerhana di masa Nabi Muhammad SAW maka diserukan: “Ash-shalaatu jaami’ah (tegakkanlah solat berjamaah).” Kemudian (di dalam solat) Nabi Muhammad SAW rukuk dua kali dalam satu rakaat. Pada rakaat ke dua  Nabi Muhammad SAW rukuk dua kali juga. Kemudian duduk dan selesai. Matahari sudah terang kembali. Siti Aisyah berkata: “Belum pernah saya sujud lama, seperti lamanya sujud solat gerhana itu.”  (Hr Bukhari dan Muslim).

.

Disebutkan oleh Ibnu Rusyd di dalam Bidayatul Mujtahid:
وكان إسحاق بن راهويه يقول: لا يتعدى بذلك أربع ركعات في كل ركعة لأنه لم يثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أكثر من ذلك. وقال أبو بكر بن المنذر وكان بعض أصحابنا يقول: الاختيار في صلاة الكسوف عين وإن شاء ثلاثة وإن شاء أربعة
Ishak B. Rahawaih berkata:  “Tidak boleh melebihi empat kali ruku’ dalam satu raka’at. Kerana tiada riwayat yang menunjukkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ruku’ lebih dari empat kali.”

.

.
2.  Cara Ke-dua
Solat Sunat Khusuf (Solat Gerhana Bulan) 2 rakaat dengan 4 kali fatihah, 4 kali rukuk dan 4 kali sujud.

.

Boleh juga dilakukan Solat Gerhana 2 rakaat dengan 4 kali fatihah, 4 kali rukuk dan 4 kali sujud.
Disunatkan membaca surah-surah panjang dalam setiap rakaat solat  gerhana.
Pada setiap rakaat rukuknya dilakukan dua kali, iaitu selepas membaca Al Fatihah dan surah, lalu rukuk.
Bangun i’tidal, lalu membaca Al Fatihah dan surah lagi lalu rukuk yang ke dua.
Kemudian i’tidal lagi dengan tu’maninah barulah melakukan sujud yang pertama, duduk antara dua sujud, lalu sujud yang ke dua, kemudian bangun untuk rakaat yang ke dua.
Pada rakaat yang ke dua ini, rukuk dilakukan dua kali seperti pada rakaat yang pertama. Kemudian tahiyat dan diakhiri dengan salam.
Makmum yang hanya dapat mengikut imam ketika berdiri ke dua atau rukuk ke dua dalam rakaat pertama dianggap tidak dapat rakaat pertama.

.

Abu Bakar B. Al-Mundzir berkata:  “Ada beberapa sahabat kami menyatakan bahawa memilih tatacara ‘Solat Kusuuf’ (solat gerhana) memiliki landasan hukum. Mereka yang mahu solat kusuuf dibolehkan memilih mana-mana tatacara yang dikehendakinya, sama ada dua kali ruku’ dalam setiap raka’at, tiga kali ruku’ dalam setiap raka’at, atau empat kali ruku’ dalam setiap raka’at.”  (Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, 1/121)

.

.

C.  Khutbah Solat Gerhana
Dalil dari Aisyah r.a. berkata :
ثم سلم وقد تجلت الشمس فخطب الناس فقال في كسوف الشمس والقمر إنهما آيتان
من آيات الله لا يخسفان لموت أحد ولا لحياته فإذا رأيتموهما فافزعوا إلى الصلاة.
“Selanjutnya beliau mengakhiri solatnya dengan salam, sedang gerhana matahari telah berakhir. Lalu baginda berkhutbah kepada manusia: “Pada gerhana matahari dan bulan, sesungguhnya keduanya adalah dua tanda (kebesaran) di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidaklah terjadi gerhana kerana kematian seseorang pula tidaklah kerana kehidupan seseorang. Maka apabila kalian melihat keduanya (gerhana) maka bertandanglah kepada solat gerhana”  (Riwayat Bukhari r.a.)

.

.

Umat Islam perlu mengambil kesempatan ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan mengadakan dan menunaikan solat Sunat Khusuf ini secara berjemaah berserta khutbah gerhana sempena gerhana bulan penuh tersebut. Ibadat sunat ini seharusnya ditunaikan dengan sebaik mungkin, apatah lagi fenomena gerhana ini jarang berlaku.

Wallahualam

.

.

Rujukan 1: rumaysho.com
Rujukan 2: taotauajer.blogspot.my
Rujukan 3: shafiqolbu.wordpress.com
Rujukan 4: suaramedia.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *