Israel berang dan geram dengan campur tangan negara asing selama berlangsungnya tindakan yang keji mereka yang dilakukan terhadap Masjid Al Aqsa. Salah satunya ditunjukkan oleh seorang ahli cabinet kerajaan mereka.
Melalui Menteri Luar Negeri Emmanuel Nahshon, Israel memperingatkan Turki bahwa era khalifah Ottoman Turki saat ini sudah habis. Mereka menganggap Turki sangat lemah saat ini. Dan boleh menjadi sasaran serangan negara manapun dengan mudah.
Ini merupakan respon atas pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Turki Tayyip Erdogan berkenaan tindakan Israel di kompleks masjid al-Aqsa.
“Hari-hari Khalifah Ottoman sudah berakhir. Ibukota orang-orang Yahudi adalah dan selamanya ialah Jerusalem. Berbeza dengan masa lalu, ini adalah kota dimana pemerintah berkomitmen terhadap keamanan, kebebasan, kebebasan beribadah, dan menghormati hak semua minoriti. Jadi jangan ganggu kami kalau anda tak mahu darah anda berhamburan di jalanan!” kata Nahshon, seperti dipetik di Anadolu Agency pada Rabu (26/7).
Seperti diketahui, Erdogan kemarin menyeru kepada seluruh umat Muslim untuk membantu mempertahankan Masjid Al-Aqsa di Jerusalem. Erdogan mengatakan bahawa tentara Israel sudah mencemari masjid suci dengan kasut kotor mereka dan tidak peduli untuk menumpahkan darah di sana.
”Dari sini saya memanggil semua Muslim. Mereka yang dapat mengunjungi Al-Aqsa. Mereka yang tidak dapat mengunjungi Al-Aqsa harus mengirim bantuan ke saudara-saudara kita di sana,” kata Erdogan.
”Ketika ini tentara Israel secara suka hati mencemari lantai-lantai Al-Aqsa dengan kasut kotor mereka, dan menggunakan isu-isu remeh sebagai alasan untuk berdalih dan kemudian dengan mudah menumpahkan darah di sana, kita ummat Muslim belum berbuat banyak sumbangan untuk mempertahankan masjid kita dan wajiblah bagi kita semua untuk menuntuk kembali hak kita di tanah Jarussalam.”
Erdogan juga mengatakan, ia telah berbicara dengan Presiden Israel Reuven Rivlin dan mengatakan kepadanya bahwa umat Islam yang mengunjungi Masjid Al-Aqsa tidak lagi dipelakukan seperti pengganas.